Pengukuran Risiko Operasional Yang Efektif di Perbankan

Pengukuran Risiko Operasional Yang Efektif di Perbankan

Pengukuran Risiko Operasional Yang Efektif di Perbankan Sesuai POJK No.18/POJK.03/2016

OVERVIEW

Saat ini produk dan layanan perbankan menjadi semakin beragam, mulai dari produk dasar seperti Tabungan, Giro, dan Deposito, serta produk lainnya seperti Reksa Dana, Bancassurance, kemudian didukung pula dengan perkembangan layanan elektonik/digital (ATM, Internet/Mobile Banking, Digital Banking, dll). Kondisi ini menyebabkan semakin kompleksnya proses operasional yang dilakukan setiap unit bisnis dan fungsi pendukung di Bank, oleh karena itu diperlukan proses pengukuran risiko operasional yang memadai dan sesuai dengan kebutuhan Bank.

Metode pengukuran risiko operasional yang efektif harus disesuaikan dengan kompleksitas usaha Bank agar dapat diterapkan, dan secara keseluruhan proses pengelolaan risiko operasional yang mencakup identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian dapat berjalan dengan baik, yang pada akhirnya kejadian/kerugian berisiko operasional (risk/loss event) dapat diminimalkan. Proses pengukuran risiko operasional dilakukan melalui beberapa cara, yaitu melalui pelaksanaan Control Self Assessment, pencatatan dan analisa Risk/Loss Event, dan penerapan Key Operational Risk Indicator, atau cara lain yang dapat disetarakan dengan proses pengukuran risiko operasional.

 

TUJUAN WORKSHOP

1. Meningkatkan pemahaman mengenai risiko operasional;

2. Memahami pentingnya pengukuran risiko operasional sebagai salah satu proses manajemen risiko

3. Memahami keterkaitan POJK No.18/POJK.03/2016 tentang “Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum” dan Surat Edaran yang terkait

4. Memahami keselarasan dan keterkaitan proses pengukuran risiko sebagai bagian dari keseluruhan proses manajemen risiko yang terdiri dari identifikasi, pengukuran, pemantauan dan, pengendalian

5. Mengetahui beberapa metode pengukuran risiko, khususnya:
a. Risk/Loss Event Database
b. Control Self-Assessment
c. Key Operational Risk Indicator

6. Memahami informasi yang dibutuhkan Senior Management atas risiko operasional, sehingga data yang dimiliki dapat dijadikan salah satu dasar pengambilan keputusan

 

MATERI WORKSHOP

1 Overview seputar Risiko

2. Perbedaan risiko inheren dan residual

3. Cara membedakan risk, risk event, loss event, dan near misses

4. Regulasi yang mendasari
a. POJK No.18/POJK.03/2016 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum
b. SEOJK No.34/SEOJK.03/2016 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum
c. Basel Committee on Banking Supervision (International Convergence of Capital Measurement & Capital Standards)

5.Kerangka Kerja Pengelolaan Risiko Operasional (Operational Risk Management Framework)

6. Proses penegelolaan risiko (Identifikasi, Pengukuran, Pemantauan, dan Pengendalian)

7. Sekilas seputar keselarasan Manajemen Risiko berdasarkan POJK Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum dengan ISO 31000 – Risk Management

 

 PESERTA

Operational Risk Officers/Manager, Risk Management Officers/Managers, Internal Control Officers /Managers, Internal Audit Officers/Managers, Compliance Officers/Managers, Staff dan Supervisor Cabang, Operations & Unit Bisnis serta Pegawai Kantor Pusat lainnya.